BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Nilai-nilai dalam budaya sangatlah mempengaruhi
akan kemajuan dan kemunduran. Menurut Lawrence Harrison dalam studi-studi
kasusnya bahwa d kebanyakan negara
Amerika Latin budaya merupakan hambatan utama untuk berkembang. Tentu saja
bukan hanya budaya yang menjadi faktor tunggal dalam gejala sosial tapi
merupakan salah satu faktor yang cukup meyakinkan dalam gejala sosial ini.
Indonesia dengan Korea Selatan juga
mempunyai persamaan. Sama-sama merdeka pada tahun yang sama oleh penjajah yang
sama yaitu Jepang, akan tetapi sacara ekonomi saat ini kita tertinggal jauh
dari Korea Selatan. Hal ini menurut Lawrence disebabkan kontribusi budaya karena
mereka orang Korea Selatan memiliki sifat hemat, kerja keras, disiplin dan
lainnya. Sedangkan Koentjaraningrat pernah menyatakan bahwa sebagian besar
bangsa Indonesia tidak mempunyai kesiapan mental untuk melakukan langkah
pembangunan ke tingkatan kemakmuran yang optimal.
Hal inilah yang memungkinkan budaya
dapat mempengaruhi cara-cara masyarakat untuk mencapai suatu kemakmuran ekonomi
dan berbangsa.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
budaya mempengaruhi suatu bangsa?
2. Apa
peran suatu budaya terhadap individu ataupun kelompok?
3. Bagaimana
cara untuk memilah dan memelihara budaya untuk mendukung kemajuan suatu bangsa?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengaruh budaya terhadap suatu bangsa
2. Untuk
mengetahui peran suatu budaya terhadap individu ataupun kelompok
3. Untuk
mengetahui cara untuk memilah dan memelihara budaya untuk mendukung kemajuan suatu
bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
Secara hakikatnya kebudayaan adalah
suatu proses kreatif manusia dalam berfikir untuk menghadapi hambatan-hambatan
yang dilaluinya. Hal ini akan berlangsung dengan dilakukannya oleh manusia
ketika ia beraktivitas dan berdampak pula pada apa yang diciptakannya.
A. Peran
Budaya
Budaya
sangatlah berpengaruh pada kehidupan sehari-hari baik itu pada individu,
keluarga ataupun suatu bangsa. Bikhu Parekh menyatakan kebudayaan adalah sebuah
sistem arti dan makna yang tercipta secara historis, atau pada hal-hal yang
sama, sebuah sistem keyakinan dan praktik dimana satu kelompok manusia
memahami, mengatur dan menstrukturkan kehidupan individual dan masyarkat.
Definisi ini menyatakan bahwa budaya membentuk dan mengembangkan
pranata-pranata yang ada dalam masyarakat.
Budaya dengan demikian adalah ciptaan manusia tapi kemudian “menjerat” manusia untuk
mengikutinya dalam suatu aturan yang terpola. Hal ini lah yang kadang dapat
mengahambat maju atau mundurnya suatu bangsa. Walaupun bukan hanya budaya yang
menjadi faktor dalam gejala sosial suatu bangsa. Seperti halnya Indonesia
dengan Korea Selatan juga mempunyai persamaan. Sama-sama merdeka pada tahun
yang sama oleh penjajah yang sama yaitu Jepang, akan tetapi sacara ekonomi saat
ini kita tertinggal jauh dari Korea Selatan. Hal ini menurut Lawrence
disebabkan kontribusi budaya karena mereka orang Korea Selatan memiliki sifat
hemat, kerja keras, disiplin dan lainnya. Sedangkan menurut Koentjaraningrat
hal ini disebabkan mental manusia Indonesia yang meremehkan kualitas, ingin
mencapai tujuan secpat-cepatnya tanpa rela berusaha langkah demi langkah, sikap
tidak bertanggung jawab, tidak percaya diri, apatis dan lesu.
Dari sinilah budaya dapat mempengaruhi bagaimana suatu bangsa
kedepannya dalam bertindak dan berfikir. Oleh karena itu peran budaya sangat
penting dalam menentukan bagaimana bangsa, apabila bangsa itu tidak makmur
akibat keburukan sistem maka hal ini merupakan perwujudan dari budaya kerja
yang tidak profesional.
B. Perlunya
Memilah dan Memelihara Budaya yang Mendukung Kejayaan Bangsa
Dibedakan antara kebangsaan Indonesia
berdasarkan pada demografi dengan berdasarkan budaya. Dari segi demografi
berarti bangsa Indonesia merupakan penjumlahan dari warga suku-suku yang berada
di wilayah Indonesia. Sedangkan dari segi budaya bukan berarti penjumlahan dari
seluruh budaya suku-suku di Indonesia, melainkan di dalamnya terdapat juga
budaya baru yang disebut budaya bangsa Indonesia. Budaya bangsa indonesia ini
tidak identik dengan warisan budaya suku-suku yang berada di wilayah Indonesia.
Meskipun begitu harus di akui bahwa dalam budaya Indonesia terdapat unsur-unsur
tertentu dari suku-suku tertentu yang masuk dalam budaya Indonesia, baik itu
dalam bentuk asalnya ataupun dalam bentuk modifikasi. Budaya Indonesia pun
terdapat pula sumbangan dari budaya luar yang kemudian menjadi unsur penting di
dalamnya.
Berkaitan dengan kejayaan bangsa
Indonesia tentu harus dipilah-pilah unsur-unsur budaya yang diperlukan bagi
pembangunan kemakmuran yang seharusnya dapat mendukung bangsa. Ciri hubungan
kekerabatan dalam budaya Indonesia seharusnya dibatasi sehingga tidak terjadi
yang namanya pembagian jabatan publik diantara sanak saudara seperti menempatkan
anak sebagai penerus menjadi pemimpin, kakak menjadi gubernur, adik menjadi
ketua DPRD dan seterusnya, sehingga mejadikan semua kerabat dalam keluarga
menjadi penguasa. Ciri ketekunan dari suku Jawa misalnya diarahkan dan
dimodifikasi menjadi unsur penting untuk fokus dalam bekerja. Unsur kreatif dan
kewirausahaan dari suku Padang dan Tionghoa dimodifikasi dan diarahkan
menjadikan bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang menjadi pengusaha bukan
menjadi seorang pekerja. Begitu juga ciri tegar dan beraninya dari suku Batak
yang mengarahkan bangsa ini menjadi bangsa yang mempunyai masyarkat yang berani
dan menjadi perintis usaha, sehingga tidak ada lagi orang Indonesia yang
dikatakan Mochtar Lubis “tukang menggerutu atau beraninya hanya berbicara di
belakang”.
Pada intinya mendorong unsur-unsur
budaya baik suku maupun bangsa Indonesia yang dapat mendukung munculnya
kemakmuran seperti hemat, inovasi, berorintasi pada masa depan, berani
mengambil resiko, bersikap positif, bersikap proaktif dan bisa merencanakan
hidupnya lebih cermat.
Strategi yang baik untuk mencapai
kejayaan suatu bangsa melalu budaya yaitu adanya dua pendekatan. Pertama,
pembenahan struktural meliputi sistem dan pranata dan lembaga-lembaga yang
dapat terjaminnya terselenggaranya ekonomi mikro maupun makro. Kedua, adanya
pembenahan budaya baik dari tingkat nilai maupun realitanya. Jadi perlu adanya
pembangunan karakter baik itu dalam akhlak, kreativitas, kepemimpina dan etika.
Hal ini tentu perlu adanya keberpihakkan dari pemerintahan maupun rakyat.
Disinilah perlu adanya pendidikan yang dapat meningkatkan modal manusia bai itu
dikalangan rakyat jelata maupun tingkat pimpinan. Pendidikan disini adlah
pendidikan formal, nonformal dan terutama pendidikan akhlak karena akhlak
menentukan sikap seseorang dalam lingkungannya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Rene Char kebudayaan adalah
warisan yang diturunkan tanpa wasiat dan menanggung kebudayaan itu menjadi
sebuah tugas. Maka hal ini yang menjadikan faktor akan maju dan mundurnya suatu
masyarakat. Karena apabila budaya yang dimiliki suatu bangsa itu lemah maka
akan berpengaruh untuk kedepannya dan sebaliknya juga apabila budaya itu kuat
maka akan menjadikan bangsanya menjadi kuat. Misalnya saja Indonesia dengan
Korea Selatan walaupun merdeka di tahun yang sama tapi dalam perkembangan
ekonominya berbeda jauh. Karena hal ini dipengaruhi oleh sifat dari dua negara
ini yang berbeda. Indonesia memiliki banyak manusia yang boros, konsumen,
melalaikan tanggung jawab. Sedangkan Korea Selatan yang manusianya memiliki
sifat hemat dan mau bekerja keras dan disiplin. Maka hal ini pun akan
membedakan hasilnya. Oleh karena itu pembenahan sistem struktural dan
pembenahan budaya sangatlah penting dalam membenahi karakter masyarakat Indonesia
untuk memajukan bangsa.
menarik banget buat dibaca
BalasHapussurat an naba