Kamis, 14 April 2016

Landasan Pendidikan tentang Sosial Budaya



LANDASAN SOSIAL BUDAYA
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian besar dari kegiatan manusia dilakukan secara kelompok. Selanjutnya tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang diinginkan merupakan unsur dari suatu budaya.
Sosial mengacu kepada hubungan individu, antar masyarakat dan individu dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang. Di samping itu tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya. Maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan.
Bagaimana dengan aspek budaya ? aspek budaya tidak kalah penting dengan aspek sosial. Bahkan dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang dimasukiunsur budaya. Materi yang dipelajari peserta didik adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan dan bentuk yang dikerjakan juga budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini membahas Landasan Sosial Budaya dalam pendidikan :
A.    Sosiologi dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi, sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial  disuatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lainnya.
Ciri-ciri sosiologi :
1.      Empiris adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu.
2.      Teoritis adalah peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3.      Kumulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat.
4.      Nonetis. Teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu didalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sejalan dengan lahirnya pemikiran tentang pendidikan kemasyarakatan, maka pada abad ke-20 sosiologi memegang penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang diinginkan oleh aliran kemasyarakatan in ialah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi.
Sosiologi dan sosiologi pendidikan saling terkait. Misalnya pertama-tama adalah tentan konsep proses sosial, yaitu suatu cara berhubungan antar individu atau antar kelompok atau individu dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan tertentu. Proses sosial ini menjadikan seseorang atau kelompok yang belum tersosialisasi menjadi tersosialisasi atau sosialisasinya semakin meningkat.
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial dan dalam proses sosial itu selalu terjadi interaksi sosial. Yang didasari oleh faktor-faktor berikut :
a.       Imitasi
b.      Sugesti
c.       Identifikasi
d.      Simpati
Proses sosial bisa terjadi karena salah satu dari faktor diatas atau gabungan beberapa dari padanya.

B.     Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi aksi aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa ada 5 komponen kebudayaan menurut Imran Manan :
1.      Gagasan
2.      Ideologi
3.      Norma
4.      Teknologi
5.      Benda.
Agar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu :
1.      Kesenian
2.      Ilmu
3.      Kepandaian
Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu kebudayaan umum, kebudayaan daerah dan kebudayaan populer. Adapun 3 hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan. Ketiga hal itu menurut Kneller ialah :1). Organisasi , 2). Disfusi ,3). Reinterpretasi. Kebudayaan itu akan berubah terus sejalan dengan perkembangan zaman percepatan perkembangan ilmu dn teknologi serta perkembangan kepandaian manusia. Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik. Apabila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan dapat mengembangkan kebudayaan melalui ketiga hal tersebut diatas. Sebab pendidikan adalah tempat manusia-manusia dibina, ditumbuhkan, dan dikembangkan potensi-potensinya. Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin mampu ia menciptakan atau mengembangkan kebudayaan, sebab kebudayaan dikembangkan oleh manusia. Kerber dan Smith menyebutkan ada 6 fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia yaitu :
1.      Penerus keturunan dan pengasuh anak. Hal ini suatu fungsi yang menjamin kelangsungan hidup biologis kelompok sosial.
2.      Pengembangan kehidupan berekonomi, pendidikan sebagai budaya akan membuat orang mampu menjadi pelaku ekonomi yang baik, bisa berproduksi secara efektif dan efisien dan mengembangkan bakat ekonomi bidang tertentu.
3.      Transmisi budaya merupaka salah atu tugas pendidikan sebagai bagian  dari kebudayaan adalah mampu membentuk dan mengembangkan generasi baru menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya, terutama berbudaya nasional.
4.      Meningkatkan iman dan taqwa kepada tuhan yang maha esa, buakn hanya pemahaman dan perasaan yang harus dikembangkan, melainkan juga tindakan atau prilaku sehari-hari yang cocok dengan ajaran agama perlu dibina sehingga anak-anak melakukannya. Inilah operasional keimanan dan ketaqwaan terhadap agama.
5.      Pengendalian sosial yaitu pelembagaan konsep-konsep untuk melindungi kesejahteraan individu dan kelompok .
6.      Rekreasi yaitu kegiatan yang memberi kesempatan kepada orang untuk memuaskan kebutuhannya akan permainan-permainan atau untuk bermain-main. Hal ini perlu untuk memberikan wawasan tentang pentingnya memanfaatkan waktu luang, antara lain dengan cara berkreasi.

C.    Masyarakat dan Sekolah
Lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat itu sendiri. Hal ini karena lembaga pendidikan ada dimasyarakat hidup bersama-sama dengan warga masyarakat. Antara masyarakat dengan sekolah saling membutuhkan. Masyarakat membutuhkan agar para siswa dan para remaja dibina disekolah, selaiknya sekolah membutuhkan agar masyarakat membantu kelancaran proses belajar disekolah dengan memberikan berbagai macam fikiran dan fasilitas.
Manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga masyarakat bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga pemahaman, ketrampilan tertentu dan sikap mereka semakin meningkat. Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara. Khusus bagi para siswa dan remaja manfaat pendidikan atau lembag pendidikan adalah lebih bersifat sebagai wahana persiapan untuk menjadi individu dan warga negara yang baik. Mereka ini mempunyai kesempatan secra khusus belajar dan melatih diri disekolah atau perguruan tinggi. Adapun beberapa ahli menulis mengatakan manfaat pendidikan bagi masyarakat yaitu sebagai kunci bagi pemecahan masalah-masalah sosial dengan cara melatih anak-anak secara tepat sehingga merek tidak melakukan tidakan-tindakan kriminal.
D.    Masyarakat Indonesia dan Pendidikan
Masyarakat saat ini berasumsi semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga pendapatan kerja yang ia dapatkan nanti. Namun pada kenyataannya saat  ini banyak lulusan S1 yang menganggur karena tidak mampu memenuhi syarat yang ditentukan. Hal ini dikarenakan para pencari pekerja tidak mudah percaya hanya dengan gelarnya tapi harus mempunyai kemampuan, keterampilan dan kepribadian yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Sekarang kita bahas tentang kondisi sosial atau kemasyarakatan. Situasi keluarga yang harmonis dan damai serta masyarakat paguyuban yang tolong menolong sudah mulai menyusut. Ada empat faktor sebagai penyebabnya, yaitu :
1.      Pertumbuhan ekonomi indonesia yang membuat ekonomi masyarkat kelas menengah keatas semakin meningkat.
2.      Daya beli meningkat, kewajaran manusia mencintai harta benda semakin terpenuhi sehingga mendorong manusia untuk mencari uang lebi banyak.
3.      Gerakan emansipasi mempercepat proses memperkerjakan perempuan
4.      Pengeruh globalisasi dunia.
Situasi keluarga pasca modern ini sebagian besar suami istri bekerja sama-sama mencari nafkah mengakibatkan angka percerain tinggi, single parent sehingga meninggalkan anaknya sendirian di rumah yang mengakibatkan anak merasa kekurangan kasih sayang. Saat ini  banyak sekali orangtua yang tidak menyadari pentingnya pendidikan dalam keluarga. Padahal hal itu dapat mempengaruhi sikap anak. Namun bagi orangtua yang sadar mereka tetap mengupayakan agar komunikasi, pembinaan, kemesraan,dan kasih sayang tetap ada dalam keluarga walaupun frekuensinya terbatas. Mereka sadar bahwa pedidikan dalam keluarga adalah mendasari pendidikan lebih lanjut. Hal ini lah yang menyebabkan orang tua lebih selektif  dan positif dalam memilih sekolah.
E.     Implikasi Konsep Pendidikan
Sesudah membahas tentang sosiologi, kebudayaan, masyarakat serta kondisi masyarakat Indonesia dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep pendidikan antara lain :
1.      Keberadaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat karena keduanya saling menunjang.
2.      Proses sosialosasi perlu ditingkatkan.
3.      Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar
4.      Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau perkembangan anak dan sebaliknya.
5.      Kebudayaan kemungkinan dapat mengakibatkan pergeseran paradigma pendidikan yaitu dari sekolah kemasyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar